biasanya atap masjid berbentuk ini
Biasanya, atap mihrab menjadi satu dengan bangunan utama, namun di masjid ini terpisah. Ruang mihrab memiliki atap sendiri," jelasnya. Selain itu, di bagian atas atap bangunan utama maupun mihrab Masjid Agung Nur Sulaiman juga terdapat "mustaka" (kepala) yang berbentuk gada. Kendati demikian, "mustaka" yang terpasang saat sekarang merupakan
Bagaimanaawal mula arsitektur Masjid berbentuk? Arsitektur masjid awalnya hanya berbentuk segiempat dengan dinding sebagai pembatas sekelilingnya. Disepanjang bagian dalam dinding dibuat semacam serambi yang berhubungan SAQsimbolik. yaitubmerepresantikan Kubah Masjid surga dan menjadi semacam simbol kekuasaan dan kebesaran Sang Kuasa. 2.
yangbiasanya bertumpu pada sebuah tiang. Pada atap Masjid 203 Angke, konsol siku berbentuk belalai gajah tumpuk. Konstruksi seperti ini adalah salah satu ciri khas konstruksi pada bangunan Tionghoa (Cina), yang dinamakan tou-kung.[Gambar 5.76]. Gambar 5.76 Konstruksi Konsol Bentuk Belalai Gajah Tumpuk pada Atap Masjid Angke.
Menaramasjid adalah bangunan arsitektur khas bagian dari masjid, berbentuk kerucut dan biasanya lebih tinggi dari bangunan utama. Fungsinya untuk mengumandangkan azan, dan merupakan simbol peradaban. atap berbentuk kubah perlambang keindahan surga yang ingin didekatkan ke kehidupan manusia. Sehingga beragam kepercayaan selain Islam pun
Masjidsederhana bergaya arsitek Jawa ini diyakini telah berdiri sejak tahun 1800-an. Warga sekitar lebih mengenalnya dengan sebutan masjid tiban Brodot. "Tidak ada nama khusus untuk masjid ini. Warga biasanya menyebutnya masjid tiban Brodot," terang M Luqman Al Fatawi, pengurus masjid. Lokasi masjid berada di Dusun/Desa Brodot.
Freie Presse Blaue Börse Sie Sucht Ihn. Masjid merupakan salah satu bangunan yang sangat populer di Indonesia. Karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, tidak heran jika masjid sangat mudah ditemui dimanapun. Pernahkah Anda memperhatikan bentuk atap masjid yang ada di Indonesia? Jika diperhatikan dengan lebih dekat, Anda akan melihat beberapa ciri khas yang dimiliki oleh masjid yang ada di Indonesia. Ciri khas tersebut membuat bangunan masjid yang ada di negara ini terlihat berbeda dari bangunan masjid yang ada di berbagai negara lainnya. Apa saja ciri khasnya? Ciri-Ciri Atap Masjid di Indonesia dan Filosofinya Ciri khas yang paling menonjol bisa Anda temukan di bagian atap bangunan masjid. Sebenarnya Anda juga akan menemukan perbedaan pada bentuk bangunannya. Tapi kali ini coba cermati bagian yang paling menonjol, yaitu bagian atap masjid terlebih dahulu. Ciri atap masjid di Indonesia adalah 1. Bentuk yang bersusun Atap atau kubah masjid di Indonesia mempunyai bentuk bersusun. Bagian kubah yang paling bawah mempunyai ukuran yang lebih besar sedangkan beberapa bagian di atasnya berukuran lebih kecil. Semakin ke atas, ukuran kubah masjid juga semakin mengecil. Selain bentuknya yang bersusun dan ukurannya yang semakin mengecil, ciri khas lainnya terdapat pada bentuk kubah yang paling atas. Biasanya, kubah masjid yang posisinya paling atas atau di puncak mempunyai bentuk limas. 2. Jumlah atap ganjil Pernah menghitung berapa jumlah atap atau kubah masjid? Sebagian besar bangunan masjid yang ada di Indonesia mempunyai atap atau kubah yang jumlahnya ganjil. Hal ini mengingatkan para penduduk Indonesia pada atap candi dengan denah bujur sangkar. Atap candi tersebut juga selalu bersusun dan mempunyai stupa di bagian puncaknya. Adakalanya, susunan atap candi berbentuk menyerupai payung yang terbuka. Bentuk atap masjid seperti itu sudah terpengaruh oleh budaya Hindu Buddha. 3. Mempunyai menara Ciri khas yang ketiga ini memang tidak ditemukan di seluruh bangunan masjid yang ada di Indonesia. Tapi beberapa bangunan masjid yang ada di Indonesia dilengkapi dengan kubah dan menara masjid. Menara ini dirancang dengan tujuan tertentu. Menara yang ditambahkan untuk melengkapi atap atau kubah masjid dirancang sebagai tempat bagi muadzin untuk memukul bedug serta untuk menyuarakan adzan. Kelebihan dan Kekurangan Kubah Masjid Indonesia Kubah masjid di Indonesia bisa terbuat dari berbagai bahan yang berbeda. Setiap bahan pembuatan kubah masjid tersebut mempunyai kelebihan serta kekurangan. Berikut ini berbagai jenis kubah masjid di Indonesia berdasarkan bahan pembuatannya, lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya. 1. Kubah beton Bahan pembuatan kubah masjid yang satu ini adalah beton yang merupakan campuran beberapa bahan seperti air, semen, dan pasir. Beton sendiri merupakan salah satu bahan bangunan yang telah banyak digunakan sejak zaman dahulu. Kekuatan kubah masjid yang terbuat dari beton tidak perlu diragukan lagi. Keunggulan kubah masjid yang terbuat dari beton adalah lebih kuat dibandingkan dengan berbagai jenis bahan bangunan lain yang digunakan untuk membuat kubah masjid. Kelebihan Kubah Beton Kekurangan Kubah Beton Jauh lebih kuat dibandingkan dengan kubah masjid yang terbuat dari bahan lainnya. Bobotnya sangat berat, bahkan bisa mencapai 50 ton. Awet dan tahan lama. Jika pondasi masjid lemah, kubah beton bisa membahayakan orang yang ada dalam masjid. Apabila terjadi kebocoran pada kubah beton, bahan beton lebih sulit ditambal. 2. Kubah GRC Bahan GRC atau glass fiber reinforced concrete, merupakan bahan lain yang digunakan untuk membangun kubah masjid. Bahan yang satu ini terdiri dari campuran semen dan serat kaca. Saat ini sudah banyak masjid yang menggunakan kubah GRC karena kecantikannya yang tak tertandingi. Kelebihan Kubah GRC Kekurangan Kubah GRC Mempunyai penampilan yang lebih cantik dibandingkan dengan bahan kubah beton. Mengharuskan pondasi masjid yang kuat dan kokoh agar kubah GRC bisa berdiri kokoh. Lebih ringan dibandingkan dengan kubah beton sehingga lebih aman untuk digunakan. Kurang cocok untuk masjid yang ada di daerah pegunungan atau di daerah rawan. 3. Kubah stainless steel Stainless steel yang digunakan untuk mendirikan kubah masjid terbuat dari campuran bahan besi dan kromium. Anda pasti sudah tidak asing dengan masjid yang mempunyai kubah stainless steel. Nama lain kubah stainless steel adalah kubah anti karat. Kelebihan Kubah Stainless Steel Kekurangan Kubah Stainless Steel Kubah yang sangat ringan karena terbuat dari bahan stainless steel atau baja Kurang cocok untuk masjid dengan desain bangunan yang unik serta warna yang mencolok. Harga kubah stainless steel masih terjangkau. Kubah dari bahan stainless steel tidak cocok untuk dicat. Sangat cocok untuk membangun masjid dengan tema minimalis. 4. Kubah galvalum Ada lagi jenis kubah lain yang sering digunakan di masjid Indonesia. Galvalum merupakan bahan baja yang ringan dan dibuat dari seng, aluminium, silikon, serta zincalume. Jenis kubah galvalum biasanya mempunyai rangka galvanis dan selimut berupa baja galvalum. Kelebihan Kubah Galvalum Kekurangan Kubah Galvalum Mempunyai kekuatan yang hebat untuk menahan panas dan bencana alam. Kekuatannya masih di bawah kubah masjid yang terbuat dari bahan semen. Tahan terhadap karat dan korosi, cocok untuk menggantikan atap yang terbuat dari bahan seng. Warna kubah galvalum bisa tahan sampai puluhan tahun. Perkembangan Bentuk Atap Masjid Kuno Hingga Modern di Indonesia Pada abad yang ke-15, sebagian besar warga Indonesia masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit sehingga mayoritas penduduk nusantara menganut agama Hindu. Itulah sebabnya banyak bangunan masjid yang dibangun menyerupai bangunan dari Kerajaan Majapahit. Tujuannya adalah bangunan masjid tersebut bisa diterima oleh warga sekitar. Selain itu, masjid juga dibangun dengan nuansa adat dari daerah setempat. Contohnya saja Masjid Agung Demak yang mempunyai arsitektur campuran Hindu, Jawa, dan Islam. Penggunaan kubah pada masjid baru dikenal oleh warga Indonesia pada abad yang ke-18. Di tanah Jawa, kubah masjid baru dikenal pada abad ke-20. Masjid di Indonesia mulai mengadopsi kubah pada tahun 1833 hingga 1843 di bawah kekuasaan Raja Abdul Rahman. - Saat ini, banyak masjid di Indonesia sudah dilengkapi dengan bentuk atap masjid yang menarik dan mempunyai sejarah yang sebaiknya Anda pahami.
Semarang Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar sayembara desain Masjid Agung di Kabupaten Magelang. Pemenang sayembara merupakan arsitek dari Bandung bernama Ade Yuridianto. Ade mengungkapkan jika desain masjid yang dirancangnya mengadaptasi kondisi ruang Masjidil Haram. Sementara atap berbentuk Tajug yang melengkung ke belakang terinspirasi dari atap bangunan peribadatan di Jawa, khusunya Jawa Tengah. "Kebetulan saat saya skripsi, tugas akhir saya meneliti tentang atap-atap bangunan itu. Dari penelitian saya temukan bahwa atap Joglo itu untuk rumah kaum priyayi, atap pelana itu untuk kelas bawahnya dan atap Tajug itu khusus untuk tempat peribadatan. Jadi, ide desain saya ini berasal dari penelitian saat skripsi," ujar Ade ketika dihubungi, Jumat, 29 Mei 2020. Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini? Sementara itu, Ketua Tim Juri Sayembara Masjid Agung Magelang Profesor Totok Roesmanto mengatakan desain milik Ade tersebut merupakan hal baru dalam bentuk tempat peribadatan di Jawa sehingga dengan melihat sekilas, orang sudah tahu kalau itu bangunan masjid. "Menurut kami, itu inovasi bentuk atap masjid Jawa. Bentuk itu mengembangkan bangunan dasar peribadatan di Jawa beratap Tajug. Kalau biasanya lancip ke atas, desain itu baru karena ditarik ke belakang dan puncaknya agak ke belakang," ujarnya. Kendati demikian, jika nanti desain itu diaplikasikan dalam bentuk bangunan, diperlukan perbaikan-perbaikan dan tidak asal-asalan sesuai pesan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. "Pesan Pak Ganjar, bangunannya harus benar-benar indah dan kokoh, tidak asal-asalan. Tentunya nanti ada modifikasi agar betul-betul bagus dan berkualitas," katanya. Selain itu, hampir semua karya menyajikan keunggulan yang sama dari segi keindahan dan fungsi. Masing-masing finalis memiliki kelebihan dan kekurangan, tapi penilaian tetap mengacu pada indikator tata bangunan Islami, tata ruang Islami, inovasi bentuk, berkonsep ramah lingkungan, kewajaran konstruksi, dan interior Islami. "Setelah berdebat alot untuk penentuan itu, akhirnya disepakati desain MAJT 012 Ade Yuridianto adalah pemenangnya," kata otok Roesmanto di Semarang. Desain masjid dengan atap berbentuk Tajug yang melengkung ke belakang karya Ade Yuridianto itu berhasil menarik perhatian dewan juri dan mengungguli dua karya lainnya yakni peserta dari Malang dengan arsitek atap gunungan sebagai juara 2, serta desain dari Yogyakarta dengan desain atap Joglo terbelah sebagai juara 3.
NilaiJawabanSoal/Petunjuk KUPEL Biasanya atap masjid berbentuk ini KUBAH Lengkung atap TIANG ...rbesar di tengah kapal; - anemometer tiang yang biasanya dibuat dari pipa besi untuk penyangga anemometer; - cahaya matahari berkas sinar berwarna ... ROTUNDA Bangunan berbentuk bundar, biasanya berkubah PADURAKSA Bangunan berbentuk gapura yang mempunyai atap PENANGGALAN Hantu perempuan biasanya hanya berbentuk kepala LOZINGE Tablet untuk dikulum, biasanya berbentuk belah ketupat TOFU Tahu Jepang, biasanya berbentuk lonjong dan bertekstur lembut TUMPENG Nasi yang berbentuk kerucut, biasanya digunakan untuk acara selamatan JAHE Kue ... kue kering berwarna cokelat, biasanya berbentuk orang KLEM Paku penjepit kabel berbentuk seperti huruf n, biasanya berwarna putih KAPA, KAPA-KAPA Lay sj atap di perahu biasanya terbuat dari daun nipah HONAE Rumah tradisional masyarakat Papua, berbentuk bulat, biasanya dihuni oleh kaum laki-laki ATOL Pulau karang berbentuk lingkaran biasanya di tengahnya terdapat danau atau laguna FLUORSPAR Kristal berbentuk kubus, biasanya berwarna ungu, merupakan sumber fluor dan senyawanya LIANA Tumbuhan merambat dalam hutan tropis, mempunyai batang berkayu panjang, biasanya berbentuk aneh; Ventilago BEDUK Gendang besar, biasanya digunakan di masjid atau musala untuk memberitahukan waktu salat AURORA Cahaya di langit yang berbentuk berkas, pita, atau tirai, biasanya berwarna-warni di daerah kutub MERU Bangunan yang menjulang, mempunyai atap bersusun biasanya jumlahnya ganjil yang makin tinggi makin kecil YODIUM Unsur kimia bukan logam, biasanya berbentuk kristal, digunakan untuk obat, dalam fotografi, dsb; iodin TAS Kemasan atau wadah berbentuk persegi dsb, biasanya bertali, dipakai untuk menaruh, menyimpan, atau membawa sesuatu KABAH Bangunan dari batu berbentuk kubus di masjid Al-Haram di Mekah yang menjadi kiblat bersembahyang umat Islam PERABUNG Atap dua lapis penutup bubungan rumah supaya jangan kemasukan air hujan; ~ limas bubungan yang berbentuk limas; TAMPAH Perabot rumah tangga, dibuat dari anyaman bambu dsb, biasanya berbentuk bulat untuk menampi membersihkan beras; nyiru; penampan besar PASTILES Jenis gula-gula yang biasanya berbentuk butiran-butiran kecil, mengandung obat untuk melegakan pernapasan, menyegarkan mulut, menyembuhkan sakit kerongkongan, batuk, dsb
RumahCom – Masjid sebagai rumah ibadah umat Muslim memiliki ciri khas arsitektur yakni kubah. Berbentuk setengah lingkaran, kubah masjid biasanya berada di bagian tengah bangunan dimana di bawahnya adalah ruangan tempat beribadah para jamaah. Seiring perkembangan zaman, saat ini sudah banyak arsitek yang memodifikasi kubah masjid dengan menjadikannya sebagai elemen utama pada bangunan. Namun tidak sedikit juga yang menghilangkan kubah masjid dan menggantinya dengan bentuk lain yang lebih futuristik. Meski demikian, di berbagai daerah di Indonesia kubah masjid masih banyak digunakan dan jadi ciri khas surau. Tidak hanya menjadi ciri khas masjid, kira-kira apa lagi ya fungsi dari kubah masjid? Melalui artikel ini yuk cari tahu lebih dalam mengenai sejarah sampai asal-usulnya! Scroll terus untuk cari tahu penjelasannya! Sejarah Kubah MasjidAsal Usul Arsitektur Kubah MasjidFungsi Kubah Masjid5 Kubah Masjid Termegah di Indonesia Sejarah Kubah Masjid Tak selalu setengah lingkaran, kubah masjid dapat berbentuk lonjong seperti setengah telur. Foto iStock – Ayman Zaid Di Indonesia, tidak semua surau memiliki kubah masjid. Faktanya berdasarkan sejarah, ketika Islam mulai masuk ke Indonesia bentuk masjid di jawa kebanyakan seperti rumah panjang dengan atap berbentuk tumpang. Biasanya atap tersusun dari angka ganjil dimana makin ke atas bentuknya makin mengerucut dan puncak atap berbentuk limas. Sementara itu, masjid pertama di dunia yang memiliki kubah adalah Masjid Qubbat as-Sakhrah atau Dome of The Rock di Yerusalem, Palestina. Diperkirakan Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Dinasti Umayyah membangunnya antara tahun 685 sampai 691 masehi. Terletak di tengah kompleks al-Haram asy-Syarif, Masjid Al-Aqsha, masjid ini dibangun setengah tahun setelah wafatnya Rasulullah SAW. Kembali ke Indonesia, akhirnya sekitar abad ke-18, kubah masjid muncul pertama kali di masjid di daerah Tuban, Jawa Timur. Menurut Pijper dalam Studiën over de geschiedenis van de Islam, peletakan batu pertama masjid dengan kubah dilakukan sekitar tahun 1894. Dijelaskan, kehadiran kubah masjid diperkirakan akibat pecahnya perang antara Rusia dan Kesultanan Turki Utsmani pada 1877-1878. Sejak saat itu, arsitektur Islam di Indonesia terus mengalami perkembangan dan menciptakan masjid dengan kubah yang indah seperti Masjid Kubah Emas di Depok, Jawa Barat. Itulah sejarah kubah masjid yang perlu Anda ketahui. Jika Anda sedang mencari hunian yang dekat dengan masjid, Anda bisa menemukannya di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Cek daftar hunian terbaik di bawah Rp1 miliar di Jagakarsa, Jakarta Selatan berikut ini! Asal Usul Arsitektur Kubah Masjid Masjid Kubah Batu dengan atap emas dan dekorasi mosaik di bagian eksteriornya. Foto iStock – Alexsl Di pembahasan sebelumnya telah dijelaskan jika kubah masjid pertama kali muncul di Masjid Qubbat as-Sakhrah atau Masjid Kubah Batu di Yerusalem. Ternyata, melansir dari Britannica struktur dan ornamen masjid tersebut mengadaptasi tradisi arsitektur Bizantium yang memiliki ciri khas bangunan berbentuk segi empat poligonal dan di tengahnya ditutup dengan kubah. Di sekitar bangunan biasanya diletakan juga beberapa kubah berukuran lebih kecil. Dengan mengadaptasi desain Bizantium, di awal pembangunannya Masjid Kubah Baru memiliki bentuk dasar segi delapan dengan atap kubah kayu berlapis emas di bagian pusatnya. Di sekitar bangunan didirikan juga 16 pilar dan lorong dengan lebar masing-masing 18 meter dan tinggi 11 meter. Untuk melengkapi desainnya, dipasang banyak sekali jendela yang mengelilingi seluruh bangunan. Pada saat itu, masjid tersebut bisa dikatakan sangat mewah dan megah karena bagian eksterior dan interiornya dihias menggunakan marmer, mosaik, dan plakat logam. Pola mozaik yang digunakan menampilkan tulisan Arab serta pola tumbuhan dengan campuran gambar pertama dan mahkota. Sekilas teknik mozaik yang digunakan mirip dengan gambar yang biasa ditemukan di gereja Bizantium namun pada Masjid Kubah Batu, pola manusia dan hewan dihilangkan. Fungsi Kubah Masjid Pemasangan jendela kecil pada kubah masjid membantu cahaya matahari masuk ke dalam ruangan. Foto iStock – Burak Sur Tidak hanya sebagai ciri khas Masjid, kubah juga memiliki beberapa fungsi penting antara lain 1. Lambang Kebesaran dan Keindahan Islam Selain lambang bulan dan bintang, kubah masjid menjadi ciri khas utama yang membantu umat muslim mencari tempat ibadah mereka. Tidak hanya itu, kubah masjid juga memiliki makna spiritual tersendiri dimana diasosiasikan sebagai tempat tempat tinggi yang menyimbolkan agama Islam yang agung. Kubah masjid juga dapat dilihat sebagai gambaran kebesaran dan naungan Allah sehingga mengingatkan manusia betapa kecilnya mereka dihadapan Tuhan. 2. Menentukan Arah Kiblat Fungsi lain dari kubah masjid adalah menentukan arah kiblat. Ketika pembangunan kubah, pihak jasa konstruksi akan menempatkannya ke arah kiblat sehingga membantu jamaah saat akan beribadah. 3. Tempat Sirkulasi Udara Rongga besar dalam kubah menjadi area yang tepat untuk pertukaran udara. Hal ini sangat menguntungkan ketika masjid sedang ramai oleh jamaah, udara di sekitar akan tetap terasa sejuk karena sirkulasi di sekitar kubah lancar. 4. Sumber Pencahayaan Di bagian kubah masjid tidak sedikit yang menempatkan reflektor cahaya sehingga membuat pencahayaan di dalam ruangan lebih maksimal. Ketika siang, masjid tidak perlu menyalakan lampu yang mampu membuat ruangan terasa panas karena sinar matahari bisa masuk melalui kubah. Tips cat eksterior dengan perlindungan terhadap jamur dan cuaca agar warnanya tidak mudah terkelupas. 5 Kubah Masjid Termegah di Indonesia Selain sebagai kubah, bentuk setengah lingkaran kini banyak diaplikasikan sebagai desain arsitektur Masjid. Foto iStock – Scaliger 1. Masjid Istiqlal, Jakarta Di tempat pertama, ada Masjid Istiqlal di Jakarta Pusat yang memiliki kubah megah berwarna putih di tengah bangunan. Dengen diameter 45 meter, kubah Masjid Istiqlal melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia yakni 1945. Selain memiliki kubah yang besar, masjid ini juga ditopang dengan 12 tiang yang menjadi simbol tahun kelahiran Nabi Muhammad. Tak berhenti sampai di situ, di bagian luar masjid, terdapat menara setinggi 6,666 sentimeter sebagai simbol jumlah ayat dalam Al-Qur’an. 2. Masjid Raya Baiturrahman Aceh Masjid Raya Baiturrahman Aceh menjadi saksi kebesaran Allah saat tsunami menghantam Kota Serambi Mekkah pada 2004 silam. Memiliki total 7 kubah, masjid ini dilengkapi dengan 8 menara yang berdiri di sekitarnya. Masjid Raya Baiturrahman sempat mengalami pemugaran di tahun 2015 dimana bagian rumput di halamannya kini telah berganti menjadi lantai marmer putih. 3. Masjid Kubah Emas Depok Menjadi ikon Kota Depok, Masjid Kubah emas sekilas mengingatkan kita pada Masjid Kubah Batu di Yerusalem. Namun, inspirasi arsitekturnya ternyata mengadaptasi masjid di Timur Tengah. Menariknya, warna emas pada bagian kubah masjid bukan cat melainkan lapisan emas 24 karat asli setebal 2-3 millimeter. Tidak hanya pada eksterior, lapisan emas juga bisa ditemukan di atas podium imam, dekorasi langit-langit masjid, dan mahkota pilar masjid. Dari kejauhan, Anda bisa melihat ada 5 kubah besar dan 4 menara dengan kubah kecil yang berdiri kokoh dan tampak indah. 4. Masjid Kubah 99 Asmaul Husna, Makassar Sesuai dengan namanya, masjid ini memiliki 99 kubah yang melambangkan jumlah nama Allah SWT atau asmaul husna. Dihias dengan potongan mosaik berwarna jingga dan kuning, 99 kubah masjid tersebut terdiri dari 1 kubah besar di tengah dan sisanya mengelilingi bangunan. Fakta menarik dari Masjid Kubah 99 Asmaul Husna ini ternyata dirancang oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang memang seorang arsitek. 5. Masjid Al-Akbar Surabaya Terakhir, ada Masjid Al-Akbar di Surabaya yang dibangun di atas lahan seluas 11,2 hektar. Dengan dominasi warna biru, kubah masjid di Surabaya ini berbentuk seperti setengah telur dengan ketinggian mencapai 27 meter. Selain kubah di bagian tengah masjid, terdapat 4 kubah kecil lain di sekitarnya sehingga total ada 5 kubah yang melambangkan 5 rukun Islam. Tonton video berikut ini untuk mengetahui tips mencicil rumah agar cepat lunas! Hanya yang percaya Anda semua bisa punya rumah
- Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Tak heran, banyak masjid ditemukan di Tanah Air. Dari sekian banyak masjid tersebut, beberapa diantaranya memiliki desain bangunan yang unik. Tak hanya menjadi tempat ibadah, arsitektur yang unik itu menarik minat wisatawan untuk juga 6 Fakta Masjid Istiqlal Jakarta, Masjid Terbesar di Asia Tenggara Berikut 15 masjid unik Indonesia yang tersebar di berbagai kota 1. Masjid Istiqlal, Jakarta Semua umat muslim di Indonesia tentunya mengenal Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Salah satu destinasi wisata religi terpopuler di Indonesia itu, merupakan salah satu situs cagar budaya yang terdaftar di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Menariknya, arsitektur Masjid Istiqlal ternyata non-muslim yaitu Friedrich Silaban, seperti dikutip dari Senin 22/02/2021. Friedrich adalah seorang Kristen Protestan sementara ayahnya adalah seorang pendeta. AGUSTIAN Protokol kesehatan di Masjid Istiqlal telah diperlonggar menjelang bulan Ramadhan seiring menurunnya persebaran Covid-19 di Jakarta. Friedrich memasukkan banyak simbol yang berkaitan dengan Islam dan kemerdekaan Indonesia pada desain Masjid Istiqlal. Kubah masjid, misalnya, berdiameter 45 meter yang melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia yakni 1945. Selain itu, ada ayat kursi yang melingkari kubah tersebut. Masjid Istiqlal ditopang 12 tiang, sesuai tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal 1961. Baca juga Masjid Raya Sumatera Barat Menang Penghargaan Internasional Lalu, total ada lima lantai di Masjid Istiqlal yang melambangkan lima rukun Islam, jumlah salat wajib dalam sehari, dan jumlah sila dalam Pancasila. Kemudian, terdapat menara setinggi sentimeter di bagian luar masjid. Angka itu merupakan keseluruhan jumlah ayat dalam Al Quran. 2. Masjid Kubah Emas, Depok Masjid Kubah Emas memiliki nama asli Masjid Dian Al-Mahri yang diambil dari nama pendirinya. Tak hanya tempat ibadah, Masjid Kubah Emas menjadi destinasi wisata religi bagi sejumlah umat muslim. Mengutip 7/5/2021, masjid ini memiliki luas hampir meter persegi di atas lahan seluas 70 hektar, sehingga menjadi masjid terluas di Jabodetabek. Arsitektur masjid, seperti kebanyakan masjid di Indonesia zaman sekarang, merujuk pada arsitektur masjid-masjid di Timur Tengah. /CYNTHIA LOVA Masjid Kubah Emas di Cinere, Limo, Depok, Jumat 29/3/2019. Ada lima kubah besar dan empat kubah kecil yang berdiri megah di atap masjid ini. Sesuai namanya, kubah-kubah itu dilapisi emas 24 karat setebal dua hingga tiga milimeter. Selain di kubah, lapisan emas juga ditemukan pada relief di atas podium imam, dekorasi langit-langit masjid, dan mahkota pilar masjid. Arsitektur Masjid Kubah Emas juga merepresentasikan filosofi Islam. Sebut saja, kubah yang berjumlah lima melambangkan rukun Islam, sedangkan enam menara menyimbolkan rukun iman. Baca juga 10 Masjid Terindah di Dunia yang Wajib Dikunjungi Semua pintu di masjid berjumlah 17 yang mewakili jumlah rakaat pada shalat rawatib umat Islam. Selain itu, terdapat 33 jendela dimana terdapat tiga nama Allah asmaul husna pada setiap jendela, jadi totalnya ada 99 asmaul husna. Masjid yang mampu menampung hingga orang jemaah itu disokong oleh pilar-pilar berbahan batu granit. 3. Masjid Menara Kudus Masjid ikonik ini memiliki nama resmi yakni Masjid Al-Aqsa Menarat Qudus. Mengutip situs Menara Kudus, masjid ini dibangun oleh Ja’far Shadiq, atau yang lebih dikenal dengan nama Sunan Kudus. Berdasarkan informasi dari prasasti di atas mihrab masjid ini dibangun pada 956 hijriah, bertepatan dengan 1549 masehi sehingga usianya 473 tahun. Kemdikbud Masjid Menara Kudus, contoh bukti akulturasi budaya pra-Islam dan budaya Islam di Indonesia. Bangunan ikonik dari masjid ini adalah bagian menara yang berada di halaman depan masjid. Menara ini terdiri atas dua bagiah, yakni bagian bawah yang disusun dari batu bata dan bagian atas berupa pavilium menyerupai pendopo menggunakan rangka kayu. Material yang digunakan untuk bangunan menara ini bata merah seluas 100 meter persegi dan tinggi 18 meter. Di bagian bawah menara terdapat ukiran-ukiran dengan berbagai motif. Baca juga Desa Margorejo, Penghasil Durian di Kudus yang Kini Jadi Desa Wisata Sedangkan di bagian atap menara tergantung sebuah bedug yang menghadap ke utara-selatan. Pintu gerbang Masjid Menara Kudus ini juga menggunakan bata merah menyerupai bangunan candi. 4. Masjid Raya Baiturrahman, Aceh Selain tempat ibadah, Masjid Raya Baiturrahman menjadi sebuah ikon pariwisata terkenal di Banda Aceh. Bangunan ini juga menjadi saksi musibah gempa berkekuatan 9 skala richter yang diikuti dengan gelombang tsunami setinggi 20 meter pada 26 Desember 2004. Mengutip situs pemerintah melakukan pemugaran Masjid Raya Baiturrahman, Aceh setelah diterjang tsunami. Kemdikbud Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh dibangun pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda Kerajaan Aceh. Halaman depan masjid yang semula berupa hamparan rumput berganti rupa menjadi marmer putih. Namun, hamparan rumput tetap dipertahankan mengelilingi kolam di tengah halaman masjid. Keindahan kolam masjid bertambah dengan air mancur di tengahnya. Pada halaman itu, terdapat 12 payung raksasa, masing-masing enam di sisi selatan dan enam lainnya di utara. Baca juga Wisata ke Taman Sari Yogyakarta, Masjid Bawah Tanah Masih Tutup Saat dikembangkan, bentangan payung mencapai 14 meter sehingga menjadi kanopi raksasa. Bangunan masjid didominasi warna putih. 5. Masjid Gede Mataram Kotagede, Yogyakarta Masjid Gede Mataram Kotagede yang ada di Kota Yogyakarta merupakan salah satu masjid terua di DIY, bahkan di Nusantara. Dilansir dari Minggu 25/4/2021, masjid ini didirikan sejak raja pertama Mataram Islam, yaki Panembahan Senopati. SETO PANGARIBOWO bagian dalam Masjid Gedhe Mataram Kotagede, dan bagian halaman Masjid Gedhe Mataram Kotagede Uniknya, masjid ini dikelilingi oleh pagar dengan arsitektur Hindu. Terdapat pula gapura yang seolah seperti menuju bangunan candi. Di dekat masjid, terdapat makam raja-raja Pajang dan Mataram Islam, seperti Joko Tingkir dan Panembahan Senopati, serta Sri Sultan Hamengkubuwono II. Baca juga Kotagede, Lokasi Istana Pertama Mataram Islam Ada pula kompleks pemandian, yakni Sendang Seliran yang konon dibangun sendiri oleh Panembahan Senopati. 6. Masjid Amirul Mukminin, Makassar Masjid ini juga kerap disebut sebagai masjid terapung lantaran bangunan masjid mengapung di atas laut dengan ditopang oleh ratusan tiang. Berdasarkan informasi dari situs Pesona Indonesia Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf, masjid ini dibangun pada pesisir Pantai Losari. Dok. Masjid Terapung atau Masjid Amirul Mukminin, Makassar Fenomena masjid terapung ini cukup unik sekaligus langka di Indonesia. Saat air laut pasang, maka masjid terlihat benar-benar terapung. Masjid Amirul Mukminin memiliki 3 lantai serta mampu menampung hingga 500 jemaah. Selain tempat ibadah, masjid ini menjadi wisata di Kota Makassar. Baca juga Masjid Istiqlal akan Dikembangkan Sebagai Wisata Halal Lantai satu dan dua digunakan untuk ibadah, sementara lantai tiga bisa digunakan wisatawan untuk menikmati panorama matahari terbenam. 7. Masjid Cheng Ho, Surabaya Keunikan Masjid Cheng Ho, Surabaya ini adalah desain bangunan masjid yang mencerminkan akulturasi dengan budaya etnis Tionghoa. Mengutip situs Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya, nama masjid ini merupakan bentuk penghormatan pada Laksamana Cheng Ho, penjelajah dunia yang terkenal asal China. Dok. Shutterstock Ilustrasi Masjid Cheng Hoo, Surabaya Cheng Ho merupakan seorang Muslim yang pernah berlayar dari China hingga ke pantai Afrika. Masjid Cheng Ho, Surabaya merupakan masjid pertama di Indonesia yang menggunakan nama muslim Tionghoa. Hal ini menjadi simbol perdamaian umat beragama. Kedatangan Laksamana Cheng Ho disambut hangat oleh penduduk sekitar karena ia menghormati wilayah yang ia singgahi. Baca juga Jejak Pelayaran Laksamana Cheng Ho Diluncurkan di Pantai Tong AciSementara itu, pintu masjid ini menyerupai pagoda. Pada puncak pagoda terdapat relief naga serta patung singa yang terbuat dari lilin. Terdapat tulisan lafaz Allah menggunakan huruf Arab pada puncak pagoda tersebut. 8. Masjid Al-Akbar, Surabaya Masjid Al-Akbar Surabaya MAS lebih dikenal dengan nama Masjid Agung Surabaya. Dibangun di atas lahan seluas 11,2 hektar, masjid ini menjadi masjid terbesar kedua di Indonesia setelah Istiqlal. Mengutip situs Masjid Al-Akbar Surabaya, bagian ikonk masjid adalah atapnya yang terdiri dari sebuah kubah besar, serta empat kubah kecil berbentuk limasan. Kelima kubah ini merepresentasikan lima rukun Islam. Dok. Masjid Al-Akbar, Surabaya Warna kubah terbilang unik yakni biru. Selain kubah, masjid itu juga dilengkapi sebuah menara setinggi 99 meter yang mewakili 99 nama Allah SWT asmaul husna. Masjid yang mampu menampung hingga jamaah ini memiliki 90 daun pintu. Setiap pintu dibuat dari kayu jati dengan berat mencapai 250 kilogram. Baca juga Sejarah Masjid Agung Surakarta, Peninggalan Mataram Islam di Kota Solo Lantai masjid berupa marmer dengan kualitas pilihan dari perbukitan di Lampung. Sedangkan, mimbar masjid khusus dipesan dan dikerjakan perajin Madura. Arsitektur Masjid Al-Akbar Surabaya adalah tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember ITS. 9. Masjid Raya Sumatera Barat Daya tarik Masjid Raya Sumatera Barat adalah arsitekturnya atap masjid tanpa kubah. Sebagai gantinya, atap masjid berbentuk segi empat, seperti dikutip dari 18/1/2022. Keempat sudut atap, menjulang ke langit sehingga sekilas, bentuk atap masjid mengingatkan pada Rumah Gadang. Shutterstock/Ujeew Unsur khas Minangkabau dalam Masjid Raya Sumatera Barat Namun ternyata, bentuk atap melengkung itu menggambarkan kejadian peletakan Hajar Aswad dengan menggunakan kain yang ujungnya dipegang oleh empat orang perwalian suku di kota Mekkah. Masjid ini mengikuti tipologi arsitektur Minangkabau dengan ciri bangunan berbentuk lonjong. Selain itu, terdapat ukiran Minang dan kaligrafi pada dinding luar bangunan. Baca juga Rumah Gadang dan Rangkiang, Bangunan Tradisional Minangkabau Keunikan arsitektur masjid tersebut mengantarkannya meraih penghargaan internasional Abdullatif Al Fozan Award 2021. Arsitektur di balik keunikan Masjid Raya Sumbar ini adalah Rizal Muslim. 10. Masjid Tiban, Malang Masjid Tiban, Malang berada dalam kompleks Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah. Berdasarkan informasi dari situs One Pesantren One Product, Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur, masjid ini memadukan arsitektur China, Eropa, Timur Tengah, dan Jawa. Shutterstock/SN Alfiyah Masjid Tiban memadukan gaya arsitektur Arab, China, dan India Bangunan masjid dan pondok didominasi warna biru dan putih. Tak ayal, bangunan Masjid Tiban tampak mencolok dari pemukiman di sekitarnya. Bangunan masjid yang menjadi satu dengan komplek pondok ini terdiri dari sepuluh lantai. Uniknya, pada lantai lima terdapat kebun binatang mini yang menjadi tempat memelihara berbagai hewan antara lain rusa, kelinci, landak dan marmut. Baca juga Cerita WNI Puasa di Turki Selama Pandemi, Masjid Tidak Adakan Tarawih Sementara di lantai delapan ada kebun sayur seperti kol, kangkung, sawi, jagung, dan terong. Hasil dari kebun sayur tersebut dipakai untuk konsumsi santri dan pengurus pondok. Pengunjung dari luar kota bisa membeli souvenir khas Masjid Tiban dan buah tangan kota Malang pada lantai tujuh dan delapan. Para santri di pondok turut serta dalam pembangunan Masjid Tiban. 11. Masjid Kubah 99 Asmaul Husna, Makassar Seperti namanya, masjid ini memiliki 99 kubah yang terdiri dari satu buah kubah besar dan kubah kecil berjumlah banyak. Angka 99 tersebut merepresentasikan jumlah nama Allah SWT atau Asmaul Husna. CIPTO Masjid Kubah 99 Asmaul Husna yang berlokasi di kawasan reklamasi Center Point Indonesia CPI, Makassar bakal mulai dimanfaatkan untuk masyarakat muslim melaksanakan ibadah perdana, Sabtu besok, 12/3/2022. Mengutip 1/6/2017, arsitektur masjid unik ini adalah Gubenur Jawa Barat Ridwan Kamil. Lokasinya berada di reklamasi Pantai Losari atau Center Poin of Indonesia CPI, Makassar. Masjid 99 Kubah memiliki tiga area yang bisa digunakan jamaah. Meliputi, ruang shalat utama yang dapat menampung jamaah, ruang mezzanine jemaah, dan pelataran suci jemaah. Baca juga Bandara Sultan Hasanuddin Makassar Kembali Beroperasi 24 Jam Masjid yang mulai dibangun pada 2017 lalu itu sudah dapat digunakan oleh umat muslim. Namun, konstruksinya belum selesai 100 persen. 12. Masjid Raya An-Nur, Riau Jika biasanya bangunan masjid menggunakan warna netral, lain halnya dengan Masjid Raya An-Nur, Riau. Masjid yang berada di Kabupaten Bintan ini dibalut dengan warna merah muda cerah. Dok. Masjid Raya An-Nur, Riau atau Masjid Pink Mengutip Tribun Batam, 2/11/2020 konsep bangunan masjid mengadopsi arsitektur khas Timur Tengah. Sekilas, bangunan masjid menyerupai Taj Mahal, India. Masjid ini memiliki satu kubah besar yang dikelilingi beberapa kubah kecil. Kubah besar tersebut terletak di bagian tengah atap masjid. Baca juga Desa Wisata Koto Mesjid Riau, Penghasil Olahan Ikan Patin Selain didominasi dengan warna pink, bangunan masjid juga dihiasi dengan aksen warna emas yang elegan. Bagian dalamnya ditaburi ornamen dan ukiran kaligrafi yang artistik. 13. Masjid As Safinatun Najah, Semarang Masjid As Safinatun Najah, Semarang ini lebih dikenal dengan nama Masjid Kapal. Sesuai namanya, arsitektur masjid ini menyerupai bentuk kapal. Mengutip 29/1/2018, lokasi Masjid Kapal berada di Jalan Kyai Padak, Kelurahan Podorejo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. dok. Masjid As Safinatun Najah, Semarang atau Masjid Kapal Bangunan masjid berwana kuning kecoklatan. Di bawahnya, terdapat bangunan menyerupai galangan kapal berwarna coklat seperti kayu. Sementara itu, di puncak masjid merupakan area terbuka yang bisa didatangi pengunjung. Tak hanya tempat ibadah, Masjid Kapal ini menjadi salah satu destinasi liburan wisatawan dari berbagai kota di sekitar Semarang. Masjid Kapal memiliki empat lantai dengan fungsi yang berbeda. Lantai pertama digunakan sebagai ruang pertemuan. Baca juga Ini Masjid Tertua di Yogyakarta, Penuh Makna Filosofis dan Historis Lantai kedua dan ketiga sebagai tempat beribadah. Sementara, lantai keempat sekaligus atap menjadi spot melihat pemandangan sekitar bagi pengunjung. 14. Masjid Al-Irsyad, Bandung Arsitektur Masjid Al-Irsyad adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Keunikan masjid ini adalah bangunan berbentuk kubus besar tanpa kubah. Masjid Al Irsyad, Kota Baru Parahyangan, Bandung, Jawa Barat. Mengutip 23/9/2018, keempat dinding kubus tersebut mempunyai banyak lubang. Apabila dicermati, kisi-kisi dinding dengan susunan bata berlubang ini membentuk dua kalimat syahadat dalam huruf Arab. Teknik ini menjadikan bangunan masjid tersebut sebagai sebagai kaligrafi berukuran raksasa. Hal ini yang menjadi ciri khas Masjid Al-Irsyad. Baca juga 15 Wisata Hits di Ciwidey Bandung, Incaran Wisatawan Masjid yang berdiri di lahan seluas sekitar meter persegi dan luas bangunan 970 meter persegi ini mampu menampung hingga jemaah. Warna eksterior dan interiornya terdiri dari abu-abu, putih, dan hitam, sehingga membuatnya tampak sederhana, elegan, dan futuristik. 15. Masjid Jami, Riau Masjid Jami merupakan salah satu tempat wisata religi sekaligus cagar budaya. Lokasinya berada di Jalan Pasar Usang, Kelurahan Air Tiris, Kecamatan Kampar. Mengutip 6/5/2019, keunikan dari masjid ini adalah dibangun tanpa paku, hanya menggunakan pasak. TANJUNG Masjid Jami yang dibangun tanpa paku masih berdiri kokoh di Desa Tanjung Berulak, Kelurahan Air Tiris, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat Meski sudah dibangun sejak 1901, masjid ini masih berdiri kokoh. Arsitektur bangunan masjid menunjukkan perpaduan budaya Melayu dan China, dengan atap tiga tingkat berbentuk limas. Seluruh bangunannya terbuat dari kayu, termasuk atapnya juga kayu. Namun, sekarang atap itu sudah diganti dengan seng. Baca juga Unik, 5 Masjid dengan Arsitektur Tionghoa di Indonesia Setiap dinding masjid terdapat ukiran yang memiliki makna. Terdapat 40 tiang di dalam Masjid Jami’ yang melambangkan jumlah jamaah minimal dalam sholat Jumat yakni 40 orang. Pendiri Masjid Jami' adalah Datuok Ongku Mudo Songkal, sedangkan arsiteknya adalah H. Burhanuddin. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
biasanya atap masjid berbentuk ini